Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung diperingatkan oleh warga agar tidak melindungi para koruptor dalam proyek mangkrak Monorel Jakarta.
Rencana Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk membongkar tiang-tiang beton proyek mangkrak itu, disinyalir sebagai upaya melindungi para koruptor yang bermain pada proyek tersebut, tanpa proses hukum yang jelas.
Ketua LSM Komunitas Jakarta Baru, Ali Husen, memperingatkan, Proyek Monorel Jakarta yang mangkrak puluhan tahun itu menyisakan tiang-tiang beton yang terbengkalai, yang proses hukumnya tidak pernah dituntaskan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Republik Indonesia.
“Pak Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, tolong jangan sentuh dulu ke sana (pembongkaran tiang-tiang beton proyek mangkrak Monorel Jakarta-Red). Sebab, tiang-tiang itu masih jadi Barang Bukti dugaan korupsi uang Negara, uang Rakyat, ratusan miliar rupiah, bahkan triliunan rupiah, karena KPK dan Kejaksaan belum mengusut tuntas proyek mangkrak Monorel Jakarta tersebut,” tutur Ali Husen, dalam keterangannya kepada wartawan, di Jakarta, Minggu (26/10/2025).
“Jika Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung tetap meneruskan rencananya membongkar tiang-tiang beton itu, maka kita menduga kuat bahwa Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sengaja hendak melindungi para koruptor yang bermain di proyek mangkrak Monorel Jakarta tersebut, tanpa proses hukum,” lanjut Ali Husen.
Karena itu, Ali Husen meminta, sebaiknya DKI Jakarta Pramono Anung fokus pada kerja-kerjanya yang lain saja dulu.
“Masih banyak kok yang penting-penting yang mesti segera dibereskan oleh Gubernur, seperti parkir di Jakarta,” ujarnya.
Ali Husen juga mendesak kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Kejaksaan Republik Indonesia, untuk segera melakukan audit terhadap Proyek Monorel Jakarta yang telah mangkrak selama puluhan tahun itu, dan segera melakukan proses hukum kepada para pelakunya.
“Sebab, apabila hal itu tidak dilakukan oleh KPK dan Kejaksaan, maka masyarakat Jakarta dapat menyimpulkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bersama KPK dan Kejaksaan, telah bersengaja melindungi para koruptor Proyek Monorel Jakarta yang mangkrak itu,” ujarnya.
“Dan artinya, uang Negara dan uang Rakyat yang seharusnya kembali ke Negara dan ke Rayat akan terbuang dan hilang secara gelap,” jelas Ali Husen.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bercerita sempat tak bisa tidur nyenyak lantaran memikirkan nasib tiang-tiang proyek monorel yang mangkrak di sejumlah titik Jakarta. Pramono menegaskan tiang tersebut tak boleh terus dibiarkan.
“Saya yang begini-begini membuat saya tidur nggak nyenyak, mimpi saya tentang monorel,” kata Pramono Anung di kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (25/10/2025).
Pramono menilai keberadaan tiang monorel itu menjadi simbol ketidakpastian pembangunan di Jakarta. Sebab, sudah hampir 20 tahun tiang monorel itu berdiri mangkrak tanpa fungsi yang jelas.
“Monorel dimulai tahun 2012, kemudian groundbreaking 2014. Sekarang sudah hampir 20 tahun, bukan 14 tahun, 2002 dimulai, groundbreaking 2004,” ujarnya.
Saat itu, groundbreaking dilakukan oleh Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri. Pramono mengingat hal tersebut lantaran dirinyalah yang mendampingi Megawati saat itu.
“Gubernurnya adalah Pak Sutiyoso pada waktu itu. Singkat cerita, Saudara-saudara sekalian, baru 6-7 tahun kemudian berhenti. Pemerintahan sudah berganti, pemerintahan berikutnya gubernurnya berganti dan sebagainya,” lanjutnya.
Karena itu, dia mendorong agar permasalahan tiang monorel segera diselesaikan secara menyeluruh.
Pemprov DKI pun saat ini sedang berkoordinasi dengan aparat penegak hukum, seperti Kejati DKI Jakarta hingga KPK.
“Maka saya ingin selesaikan. Alhamdulillah atas dukungan aparat penegak hukum, terutama Kejati Jakarta dan KPK,” imbuhnya.
Sebelumnya lagi, Pramono Anung memastikan penanganan tiang-tiang monorel mangkrak di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia Afrika, Jakarta Pusat, akan mulai dikerjakan pada awal tahun depan. Dia mengungkapkan target bersih-bersih tiang monorel dimulai pada Januari 2026.
“Pokoknya doain bulan Januari depan kita udah mulai bersih-bersih,” kata Pramono Anung di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2025).
Pramono menyebut penyelesaian masalah tiang monorel menjadi salah satu prioritas. Dia pun meminta doa agar penyelesaian soal tiang monorel itu bisa segera diselesaikan.
“Tolong doakan saja, mudah-mudahan segera saya selesaikan,” ujarnya.
Pramono Anung Datangi KPK
Dalam melaksanakan rencana tersebut, Pramono pun sempat mendatangi KPK pada Kamis (16/10/2025) untuk berkonsultasi membongkar tiang-tiang monorel yang mangkrak.
Saat itu, Pramono bertemu dengan pimpinan KPK, di antaranya Setyo Budiyanto, Fitroh Rohcahyanto, dan Agus Joko Pramono.
“Beberapa hal yang pertama berkaitan dengan keinginan pemerintah Jakarta untuk segera melakukan pembersihan ataupun menyelesaikan persoalan monorel yang ada di sepanjang Jalan Rasuna Said ini,” kata Pramono Anung di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dapat Lampu Hijau dari KPK dan Kejati DKI
Pramono pun mengaku telah mendapat lampu hijau dari Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta dan KPK untuk membongkar tiang monorel yang mangkrak. Dia juga mendapat arahan dari KPK.
“Alhamdulillah hal yang berkaitan dengan monorel kami mendapatkan nasihat hukum untuk bisa dijalankan,” kata Pramono Anung di acara pembukaan Jakarta Architecture Festival di Blok M Hub, Jakarta Selatan, Kamis (16/10/2025).
Pramono mengaku sudah ‘gatal’ melihat tiang-tiang proyek mangkrak itu. Dia mengatakan monorel itu tak selesai selama hampir 21 tahun.
“Jadi ada dua yang saya ingin betul sejak awal dirancang dipersiapkan secara baik. Yang pertama berkaitan dengan monorel yang ada di Rasuna Said yang sudah hampir 21 tahun tidak terselesaikan,” ucap Pramono Anung.
“Saya terus terang gatel, gatel itu apa ya, berkeinginan banget untuk menyelesaikan itu,” lanjut dia.
Pramono mengungkap KPK memberikan arahan bahwa proses pembongkaran tiang monorel bisa dilakukan selama tidak ada proses hukum yang berlangsung.
Pramono Anung mengaku juga telah mendapat surat dari Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) terkait rencana pembongkaran itu.
“Kami telah mendapatkan arahan untuk apabila secara permasalahan hukum sudah selesai, dan kami juga telah mendapatkan surat dari Kajati,” sebutnya.
Pemprov Jakarta, kata Pramono berjanji akan membongkar tiang monorel terbengkalai yang ada di Jakarta. Dia menyebut monorel yang mangkrak merusak pemandangan hingga sering terjadi kecelakaan.
“Ini agar tidak terjadi lagi, sering kali terjadi kecelakaan, kemudian juga secara penampakan tidak baik, dan sering kali menimbulkan kemacetan, maka kami akan segera tata,” kata dia.
“Mudah-mudahan di tahun 2026, segera bisa kita mulai dan juga kita selesaikan di tahun 2026,” tambahnya.
Kronologi Proyek Monorel Jakarta Mangkrak!
Sebelum adanya LRT Jakarta dan LRT Jabodebek, DKI Jakarta sempat hampir memiliki transportasi berbasis jalur rel layang ringan yakni Monorail (monorel). Namun sayangnya, proyek tersebut gagal terealisasi.
Proyek monorail Jakarta diinisiasi di era Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta saat itu Sutiyoso.
Rencananya, proyek monorail Jakarta akan memiliki dua jalur yang jika ditotal, panjangnya mencapai 29 kilo meter.
Dua jalur tersebut yakni Jalur Hijau (Green Line) yang rutenya melingkar melayani Casablanca-Kuningan-Semanggi-Casablanca dan Jalur Biru (Blue Line) melayani Kampung Melayu-Tanah Abang-Tomang.
Proyek ini bermula pada 2003 dengan peletakan batu pertama oleh Presiden Megawati. Pemrakarsa proyek ini adalah PT Indonesia Transit Central yang merupakan konsorsium bentukan Adhi Karya, Global Profex Sinergy, dan Radiant Utama.
Sedari awal, proyek ini diketahui bermasalah dari segi pembiayaan. Konsorsium kesulitan mencari sumber pendanaan.
Kendati demikian, pada 2005 perusahaan sudah memasang tiang pancang di tengah jalan seandainya sumber pendanaan ditemukan.
Proyek Gagal Berlanjut, Resmi Dihentikan Ahok
Sayangnya, kendala tersebut terus berlanjut pada 2008. Sampai akhirnya, pemerintah memutuskan menghentikan proyek tersebut, sehingga hanya menyisakan tiang-tiang pancang yang berdiri tegak di tengah jalanan.
Wacana melanjutkan proyek tersebut terus bergulir dari setiap periode kepemimpinan gubernur DKI Jakarta. Namun, itu semua berakhir kegagalan.
Hingga akhirnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki T.P (Ahok), memutuskan tak lagi melanjutkan proyek tersebut.Presiden RI ke-7, Joko Widodo (Jokowi) pun lebih memilih membangun moda transportasi lain, seperti MRT dan LRT daripada meneruskan proyek monorail Jakarta.(*)
Sinar Keadilan News Website Sinar Keadilan News