Warga Gereja di berbagai tempat di Jakarta, diminta waspadai perilaku dan tindak-tanduk oknum pimpinan Majelis Gereja yang kerap melakukan penekanan dan bahkan ancaman kepada para pendeta gara-gara rebutan Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI).
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI) Provinsi DKI Jakarta, Jerry Nababan, SH., memperingatkan setiap pimpinan gereja agar tidak sikut menyikut dan bahkan sampai ancam mengancam antara pimpinan Sinode kepada pendeta-pendeta jemaat di wilayah, khususnya di Provinsi DKI Jakarta, hanya karena perebutan Bantuan Operasional Tempat Ibadah (BOTI) dari Pemerintah.
Jerry Nababan, SH., yang merupakan advokat muda yang progresif itu mengungkapkan, pihaknya mendapat sejumlah pengaduan dan informasi dari sejumlah pendeta Gereja Pentakosta di Indonesia (GPdI) di Jakarta, bahwa permainan perebutan BOTI tersebut sudah sangat meresahkan warga gereja.
BOTI atau Bantuan Operasional Tempat Ibadah, adalah program bantuan dari pemerintah (khususnya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta) yang memberikan dana operasional untuk tempat-tempat ibadah dari berbagai agama.
Tujuan BOTI adalah untuk membantu tempat ibadah dalam memenuhi kebutuhan operasional sehari-hari, seperti biaya listrik, air, dan kebersihan. Program ini juga mencakup insentif bagi pengurus tempat ibadah.
“Kami mendapat pengaduan dan laporan-laporan dari sejumlah pendeta GPdI, bahwa terjadi saling sikut dan bahkan ancam mengancam yang dilakukan oknum pejabat DKI Jakarta bersama oknum Pimpinan Sinode GPdI yang menekan pendeta-pendeta yang mempertanyakan perihal kelayakan quota dan distribusi BOTI ke gereja-gereja di wilayah,” tutur Jerry Nababan, SH., kepada wartawan di sela-sela pertemuannya dengan Anggota DPR RI, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu siang (2/7/2025).
Jerry Nababan membeberkan, dikarenakan adanya pesan WhatsApp dari seorang pendeta kepada Pebimas Kristen di Provinsi DKI, yang mempertanyakan peruntukan BOTI agar tepat sasaran, malah Si Pendeta bersangkutan ditekan dan diancam oleh oknum Pimpinan Sinode GPdI, berupa terbitnya Surat Teguran Keras kepada Si Pendeta tersebut.
Berikut isi pesan WhatsApp Pendeta GPdI yang mempertanyakan BOTI ke salah seorang Pebimas Kristen, namun malah direspon oleh Majelis Sinode dengan tekanan dan ancaman.
Shalom
Yth : Bapak Pebimas Kristen
Dengan Hormat
Melalui whatsapp saya ini Pdt Robinson Purba sangat kecewa dengan kinerja bapak sebagai Pembimas Kristen karena keteledoran dan kemalasan bekerja, khusus di GPdI DKI Jakarta sendiri banyak mengeluarkan SKTL namun tidak ada gereja dan jemaat bahkan rumah orang lain di jadikan SKTL dimana kerja kalian Pembimas Kristen?? Coba survey dong yang benar berapa terdaftar GPdI ?? Saya tidak mau kalau gereja saya di tanah merah keluarkan SKTL tapi bukan nama saya dengan alamat saya tapi bukan foto saya. Kalau terdapat sewaktu waktu gereja saya dengan alamat jalan raya tanah merah rt 06 rw 07 no 05 kelurahan tugu selatan kec koja jakarta utara keluar SKTL bukan nama saya dan foto saya lihat akibatnya. Sebab sudah terjadi di GPdI terlalu mudah dapat SKTL namun gereja dan jemaat tidak ada bahkan ada beberapa ada 3-4 di keluarkan SKTL. MAKANYA PEMBIMAS KRISTEN BEKERJA LAH PROFESIONAL JANGAN TAKUT MANUSIA TAPI TAKUTLAH AKAN TUHAN. SAYA SAAT INI MENYELIDIKI SIAPA2 YANG PUNYA BANYAK SKTL TAPI TIDAK ADA GEREJA DAN JEMAAT BAHKAN ALAMAT RUMAH ORANG LAIN DI JANJIKAN SKTL.
Jerry Nababan memperingatkan dengan tegas, agar pimpinan Sinode Gereja dan juga pejabat Pebimas Kristen di Provinsi DKI Jakarta dan atau Dirjen Bimas Kristen, agar tidak asal-asalan dalam merespon pertanyaan Pendeta yang bersungguh-sungguh sedang mempertanyakan peruntukan BOTI.
“Hati-hati, itu BOTI duit Negara, duit Pemerintah, duit Rakyat, untuk membantu tempat-tempat ibadah yang membutuhkan, termasuk gereja-gereja yang membutuhkan. Harus tepat sasaran, sebab kalau dipermainkan, bisa masuk ranah pidana dan korupsi. Dan kami tidak akan tinggal diam jika hal seperti itu terjadi,” tutur Jerry Nababan.
Pengacara muda Ibukota ini juga memberikan warning keras kepada para oknum pimpinan Sinode, agar tidak bermain-main dan malah sikut menyikut memperebutkan BOTI tersebut.
“Kami akan bongkar jika masih ada sikut menyikut,” kata Jerry.
Sedangkan kepada para pendeta di wilayah, dan kepada warga gereja yang mana gerejanya memang sangat membutuhkan BOTI, Jerry Nababan membuka ruang pelaporan dan konsultasi untuk persoalan-persoalan tersebut.
“Kami siap menerima laporan dan juga masukan, dan kami akan tindak lanjuti. Tidak perlu takut atau khawatir atas ancaman pihak mana pun, silakan laporkan ke kami. Kami akan follow up,” tandas Jerry Nababan.(*)